Rabu, 24 Juli 2013

Ma, kangenKa'

Ma, kangenKa'.
Ramadhan tahun ini, belum sekalipun kita sahur dan berbuka bersama. seperti tahun yang lalu, dengan ngantuk yang menindih kepala dan badanku, menyongsong teriakan lembutmu di pintu kamarku.
Ma, kangenKa.
Betapa rinduku mencekikku. Betapa ingin ku rasai belaimu saat mataku menuntut untuk terpejam. Belaimu yang selalu meneduhkan. Selalu mendamaikan hatiku kala lara menusuk perih. Ingin sekali kudengar suaramu. meski kadang bahasamu begitu menyebalkan bagiku. Yah, kadang amarahmu yang meletup karena lelah begitu membosankan ditelingaku. Tapi kini, netapa semua itu begitu ingin kudengar. Begitu ingin kudengar lagi.

Ma, KangenKa'.
Dulu, di Ramadhan-ramadhan itu, ada dia.
Ada dia yang mengisi diriku. Ada dia yang menghiasi beberapa bait dalam doa yang kulantun pada malam-malam sunyi. Saat hari-hariku menghening, bayangnya datang. Datang seperti dulu. Membawa banyak harapan untukku. Membawa begitu banyak janji kebahagiaan. Banyak keyakinan. Kini, dia sudah pergi, Ma. Pergi dengan membawa segala janji-janji itu, tapi tak bersamaku. Dia pergi tanpaku. Ma, kadang dalam malam-malam sepiku, aku meneriakinya dengan sejuta kesal. Mengapa dia harus menjanjikan segala keindahan itu kalau harus pergi dengan membawa janji itu tanpa membawaku serta ?
Ma, Ramahan ini mengingatkanku, Betapa dulu, hari dan malam bersamanya adalah hari dan malam tanpa akhir. Berasyik masyuk dengannya begitu menggodaku. Aku, dia dan hasrat itu meluah di malam dan siang yang merekah begitu indah. Penuh dengan nyanyian kasmaran. 
Ya, Kadang bahagia membuat kita lupa bersiap untuk menghadapi kesedihan yang datang. Padahal sedih itu datangnya akan lebih lama di banding masa untuk menikmati bahagia....

Ma. kangenKa'
Ramadhan ini, benarkah yang datang itu bukan bayangnya dengan topeng yang berbeda?
Ma, 
Ada yang datang tapi aku meraguinya. Benarkah dia tak sama ? tidakkah dia datang dengan janji semu yang kemudian akan berlalu bersamanya lagi?

Ma, akankah dia benar-benar berbeda ?
Salahkah aku saat bersamanya di Ramadhan kali ini ? 
Menikmati malam dan siang yang diberkahi bersama dia yang baru, akankah dia berbeda?
Akankah kali ini, namanya takkan merusak malam heningku bersama-Nya ?
Ma, Bolehkah malam dan siang di ramadhan taun ini kuselip namanya diantara namamu ?

Ma, kangenKa'.
Aku merindukanmu. di saat hatiku sepi, saat hatiku meragukan segalanya, aku ingin lelap dipelukmu. Aku ingin belaimu. Karena semua itu begitu kurindukan...

Ma, aku ingin pulang... anakmu ingin pulang...
Betapa semua yang terjadi akhir-akhir ini memberatkan kepalaku. Aku sakit. Aku terluka.Sendiri di Ramadhan ini menyiksaku. Aku ingin buka puasa denganmu, Aku ingin teriakanmu dikala sahur. Aku ingin rebah di pangkuanmu.
Tapi pulangku takkan sendiri kali ini. Akan kubawa dia dan seluruh janjinya. Akan kubawa segenap harapanku. Akan kubawa dia dan segalanya bersamaku. Pulang kepadamu. Aku pulang dengannya.

Ma, kami merindukanmu...

Sabtu, 25 Mei 2013

KOSONG


Kosong.
Hanya itu yang nampak. Kekosongan inspirasi. Kehabisan Kata. Apa yang harus disampaikan lewat tulisan ini ? Bercerita tentang apakah ? Betapa banyak hal ingin ku katakan.... Tapi, tertutup awan gelap di sudut bibir. 
Kosong. 
Itu yang terasa....
Segalanya menjadi hilang. Seharusnya kata bisa menjadi begitu mudah terluahkan sebesar rasa yang menghentak untuk segera menyelesaikan tiap bait kata yang ingin terluahkan. Tapi apa ? Apa yang harus terluahkan ? Apa yang harus di sampaikan ? Apa yang harus tertulis ?

Bingung...
Cemas...
Marah...
Sedih...
Emosi-emosi yang tak terjelaskan !

Heyyy !!! Berikan sedikit isyarat dikepalaku. Apa yang harus kutuliskan ?
Berikan aku tanda. Berikan aku inspirasi !

.............................................................................................................................................

Kita. Kata yang lebih mudah bagiku untuk menggambarkan penyatuan. 
Kita. Kata yang mampu mewakilkan aku dan kau.
Kita. Kata yang dari tadi kucari-cari sebagai wujud sebuah inspirasi dari tulisan-tulisan yang tertunda? Tulisan yang mengendap selama berhari-hari di dasar kepala.
Kita... ya ! Kita !!!



Senin, 13 Mei 2013

Hujan & Kita


Seperti hujan yang membumikan bumi
Seperti hujan yang memelodikan melodi
Seperti hujan yang meromantiskan
Seperti hujan,
Yah,
Kita,
Kita seperti hujan...

Jumat, 25 Januari 2013

None

Mencari bahasa yang mampu mengungkapkan banyak kata

Senin, 07 Januari 2013

Cheer Up !!!


Pagi yang malu-malu di sela ranting pepohonan
Mengibaratkan cerita baru yang akan terlewati
Ada banyak teka-teki
Dan semuanya menunggu untuk terpecahkan
Seperti tumpukan kertas yang menunggu untuk terbaca
Senyum, tawa dan tangis, tiada abadi
Nikmati hari kawan
Walau mentari pagi ini terlalu malu menampakkan diri,
Bukan berarti hari harus semendung ini
Bergerak dan bergeraklah !
Kalahkan mendung hari ini. buat harimu tersenyum !!!
Do your best !

Rasa Yang Kemarin


Seperti kemarin, aku masih mencintai
Seperti kemarin, aku masih ingin kita Satu
Seperti kemarin, kekasihku
Aku ingin bersamamu
Bila saat ini dingin hati yang ada tetap ada
Aku tidak ingin melarut dalam laraku karena tiada bersamamu
Bila kita tiada mungkin kembali, pergi dan menjauhlah s’gala inginku bersamamu
Namun rasa akan tetap jadi rasa yang sama.
Melepaskan, senjata terkuat yang kumiliki
Kala segala kekuatan dunia menjauhkanmu
Aku tiada bisa memaksa
Ketika jalan kita tak harus bersisian
Ketika lara harus di rasai sendiri
Biarkan nirwana rasa ini tetap ada untuk mengenangmu
Rasa,,,
Rasa adalah hal yang tiada akan termusnahkan waktu
Meski  aku tiada mungkin memelukmu saat aku meregang maut
Aku akan tetap mencintaimu
Seperti pagi yang selalu setia pada hari
Aku mencintaimu, seperti bintang yang selalu menghiasi malam
Aku mencintaimu, seperti aku yang mencintaimu
Membiarkan Tuhan memberi kita cerita yang berbeda di jalan yang berbeda
Aku mencintaimu seperti rintihan sendiriku yang harus melepasmu
Karena cinta adalah melepasmu…

(1 Januari 2013)

Copyright @ 2013 Titin Darmadi.